Kampus 1 SMKN 1 DOKO

Kampus 2 SMKN 1 DOKO

Ingin tahu lebih lanjut tentang skala MMI klik Link berikut https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi
Waspada Longsor! Edukasi Kebencanaan untuk Siswa SMKN 1 Doko
Lokasi dan Kondisi Longsor
SMKN 1 Doko (Kampus 2) berada di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Sekolah ini terletak di lereng bukit yang curam (kemiringan 30–45°) dan pernah mengalami longsor pada 21 November 2024. Sekitar 900 warga sekolah terancam jika longsor kembali terjadi.
Temuan Tim BPBD
Tim dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Blitar melakukan survei teknis untuk menilai kondisi tanah. Mereka menemukan bahwa tanah di sekitar lereng sekolah sangat lunak dan mudah jenuh air. Jika hujan deras turun, tanah tersebut bisa bergerak dan menyebabkan longsor.
Teknologi yang Digunakan
1. Pengukuran Mikrotermor
Untuk mendeteksi kondisi dalam tanah, tim BPBD memakai alat mikrotermor. Alat ini bekerja dengan cara:
- Merekam getaran alami dari tanah.
- Menganalisis apakah tanah di lokasi itu padat atau lunak.
- Mengambil data dari beberapa titik rawan, seperti belakang kelas dan lereng.
Hasilnya menunjukkan bahwa area belakang sekolah sangat berisiko karena tanahnya lunak dan curam.
2. Pemetaan Udara dengan Drone
Selain itu, BPBD juga menggunakan drone untuk mengambil gambar dari udara. Drone ini membantu:
- Melihat bentuk dan kemiringan lereng dari atas.
- Membuat peta digital untuk mengetahui lokasi mana saja yang rawan.
- Memastikan bahwa rencana pembangunan atau perbaikan benar-benar sesuai kondisi nyata.
Dengan kombinasi drone dan mikrotermor, analisis menjadi lebih akurat tanpa merusak lingkungan sekolah.






klik link berikut ini untuk tahu sekolah kita kampus 2 SMKN 1 Doko
https://earth.google.com/earth/d/14RkDWEMBhrw0fdGSVl7YksxNgcS6_IiK?usp=sharing

Kesimpulan
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPBD Jawa Timur dan Kabupaten Blitar, dilakukan pengukuran di 14 titik dengan alat MIkrotermor. Data tersebut menghasilkan tiga parameter utama: frekuensi natural tanah (f0), faktor amplifikasi gelombang seismik (Ag), serta indeks kerentanan tanah (Kg) dan ground shear-strain (γ).
Peta menunjukkan bahwa beberapa titik berada dalam kategori berisiko tinggi terhadap tanah longsor.
Titik 9, di koordinat 112.408225 BT dan -8.054775 LS, memiliki γ sebesar 0,0385, juga menunjukkan potensi deformasi tanah tinggi yang dapat berujung pada retakan atau longsor jika dibiarkan.
Titik 7 dan 1 pun menunjukkan nilai kerentanan cukup tinggi, dengan nilai Kg di atas 33 dan nilai γ di atas 0,02, sehingga tetap perlu mendapat penanganan meski tidak sekrusial Titik 4.
Secara umum, lokasi-lokasi berisiko ini berada di sisi selatan dan tenggara area sekolah, di mana kemiringan lereng antara 30 hingga 45 derajat dan drainase alami kurang optimal.
Titik 4, dengan koordinat 112.407227 BT dan -8.055095 LS, memiliki nilai Kg sebesar 84,33 dan γ sebesar 0,052, menjadikannya lokasi dengan potensi longsor paling tinggi. Titik ini perlu segera ditangani dengan penguatan lereng dan pembuatan dinding penahan tanah.
Langkah mitigasi yang direkomendasikan meliputi: penguatan lereng dengan Dinding Penahan Tanah, perbaikan sistem drainase, penanaman vegetasi berakar kuat, serta pembuatan terasering di area praktik pertanian.
Peta ini bukan hanya dokumentasi lokasi, namun menjadi acuan vital untuk penyelamatan dan perencanaan pembangunan sekolah yang aman dan tangguh bencana.
Dengan kolaborasi antar instansi dan komitmen sekolah, mari wujudkan SMKN 1 Doko sebagai Georesiliensi School yang siap menghadapi perubahan iklim dan bencana alam.”
Pemetaan dan Tes Mikrotermor Kampus 2 SMKN 1 Doko Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (BPBD) JATIM dalam Surat Nomor 300.2.3/ 0997 /208.2/2025


