Mitigasi Tanah Longsor di Sekolahku

Apa Itu Tanah Longsor?

Tanah longsor adalah peristiwa pergerakan massa tanah, batu, atau campuran keduanya dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah akibat gaya gravitasi. Peristiwa ini sering terjadi di daerah perbukitan atau pegunungan, terutama setelah hujan lebat.

Penyebab Tanah Longsor

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tanah longsor antara lain:

  • Curah hujan tinggi yang membuat tanah jenuh air dan mudah bergerak.
  • Tanah yang labil akibat erosi atau kurangnya vegetasi.
  • Kegiatan manusia, seperti penebangan hutan atau pembangunan di daerah rawan longsor.

Contoh Kasus Tanah Longsor di Indonesia

  1. Tanah Longsor di Tana Toraja (April 2024)
    Hujan deras menyebabkan longsor yang menimbun rumah warga di Desa Lembang Randan Batu dan Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Sulawesi Selatan. Sebanyak 14 orang meninggal dunia akibat peristiwa ini.
  2. Longsor di Banjarnegara (Desember 2014)
    Di Desa Jemblung, Banjarnegara, Jawa Tengah, longsor besar terjadi akibat hujan lebat yang menimbun rumah warga. Sebanyak 93 orang meninggal dunia dan 23 orang hilang.
  3. Longsor di Sukabumi (Desember 2018)
    Di Desa Sirnaresmi, Sukabumi, Jawa Barat, longsor terjadi akibat curah hujan tinggi dan kondisi tanah yang labil. Sebanyak 18 orang meninggal dunia dan 15 orang hilang.

Untuk Pengetahuan lebih lanjut ada baiknya kalian membaca buku berikut

Pencegahan Bencana Longsor di SMKN 1 Doko

Lokasi dan kondisi longsor

SMKN 1 Doko (Kampus 2) berada di Desa Resapombo, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Sekolah ini terletak di lereng bukit yang sangat curam (kemiringan sekitar 30–45°). BPBD Jawa Timur mencatat bahwa telah terjadi longsor di lokasi ini pada 21 November 2024f. Dengan sekitar 900 orang (siswa dan guru) di lingkungan sekolah, kondisi lereng yang curam tersebut membuat area kampus sangat rentan terhadap longsor.

Hasil temuan tim BPBD

Tim BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Blitar telah melakukan survei dan pengukuran di lokasi longsor tersebut. Hasilnya menunjukkan tanah di lereng sekolah bersifat sangat lunak dan gampang jenuh air. Kondisi tanah yang lunak memudahkan terbentuknya retakan di lereng, yang bisa berkembang menjadi longsor terutama jika hujan deras mengguyur. Tingginya kemiringan lereng dan tingkat kejenuhan air memperburuk risiko ini, sehingga sekolah perlu tindakan cepat.

Rekomendasi mitigasi longsor

BPBD Jatim memberikan beberapa rekomendasi teknis untuk mencegah longsor, antara lain:

  1. Penguatan lereng – Membangun Dinding Penahan Tanah (DPT) pada semua lereng sekitar sekolah, terutama yang langsung bersebelahan dengan ruang kelas.
  2. Perbaikan drainase – Segera perbaiki dan perluas saluran air di lingkungan sekolah agar tidak ada genangan air yang dapat memicu longsor. Drainase yang lancar (dengan saluran lebih besar dan perawatan rutin) mencegah air meresap ke dalam tanah dan menahan erosi.
  3. Penghijauan lereng – Tanam pohon atau tanaman berakar kuat di atas lereng untuk menahan tanah dari erosi dan menambah kohesi tanah. Vegetasi seperti rumput atau pohon membantu menjaga struktur lereng agar lebih stabil.
  4. Terasering lereng – Buat terasering di area praktek pertanian atau lereng sekolah untuk mengurangi kecuraman tanah. Terasering membantu menahan air hujan dan menurunkan potensi longsor di area yang curam.

Peran siswa

Meskipun rekomendasi di atas ditujukan kepada pihak sekolah dan dinas terkait, siswa juga punya peran penting menjaga keselamatan lingkungan. Para siswa harus aktif menjaga kebersihan saluran air sekolah agar tidak tersumbat sampah. Misalnya, jangan membuang sampah sembarangan dan ikut membersihkan selokan sekolah. Siswa juga bisa menanam dan merawat tanaman berakar kuat di lereng sekitar sekolah sesuai anjuran BPBD. Selain itu, segera laporkan kepada guru atau petugas jika melihat retakan baru atau genangan air mencurigakan. Dengan kepedulian dan kerja sama semua warga sekolah, risiko bencana longsor di lingkungan SMKN 1 Doko dapat dikurangi.

Sumber: Surat Rekomendasi Teknis BPBD Jawa Timur (27 Maret 2025) tentang mitigasi bencana longsor di SMKN 1 Doko